Selasa, 21 April 2009

Tanaman Pengusir Jerawat

Banyak tanaman yang punya khasiat mengobati berbagai keluhan atau penyakit. Beberapa di antaranya berkhasiat mengatasi gangguan jerawat.

Ada yang menganggapnya sepele, tapi ada pula yang menganggap kehadirannya sebagai ’musibah.’ Apalagi kaum hawa. Biasanya, mereka akan langsung melakukan segala upaya untuk membuang benda satu ini, jerawat.

Banyak jenis obat dan perawatan yang ditawarkan untuk membuang jerawat. Namun, sesungguhnya alam sudah menyediakan aneka tanaman yang mampu melenyapkan jerawat. Tanaman-tanaman itu antara lain tomat, jeruk nipis, belimbing wuluh, mentimun, dan temulawak.

Tomat

Tomat termasuk tanaman perdu semusim, batangnya masif, berbulu, dan berbuku-buku. Bunganya keluar dari ketiak daun, berwarna putih. Buahnya ketika muda berwarna hijau, lantas menjadi merah setelah beranjak tua. Buah tomat mengandung aneka vitamin, antara lain vitamin C, vitamin A dan B1, serta mengandung zat-zat seperti protein, kalsium, fosfor, besi, dan belerang.

Guna mengusir jerawat, coba pilih buah tomat yang sudah masak. Kemudian potong rata-rata, dan setelah itu langsung dipakai untuk menggosok wajah berjerawat. Jika Anda tekun membiasakan diri memakai buah tomat, wajah Anda pun dijamin bakal kembali berseri-seri, bebas dari jerawat.

Belimbing Wuluh

Tanaman belimbing wuluh dapat tumbuh baik di tempat terbuka. Batangnya tidak banyak bercabang, sedang daunnya bersirip genap. Bunganya kecil-kecil menggantung berwarna merah atau keunguan. Daging buahnya banyak mengandung air yang berasa asam. Warna buah ada yang hijau, ada pula kuning muda atau putih. Belimbing wuluh mengandung kalium oksalat, flavonoid, pektin, tanin, asam galat, dan asam ferulat.

Untuk menyingkirkan jerawat, ambil 5 buah belimbing wuluh, cuci bersih lalu tumbuk sampai halus. Setelah itu, remas dengan air garam seperlunya. Gosokkan pada wajah atau bagian kulit lain yang berjerawat. Lakukan tiga kali sehari. Niscaya, wajah Anda akan kembali mulus berseri.

Mentimun

Tanaman mentimun tergolong tanaman merambat atau menjalar. Batangnya berbulu halus, dan panjangnya mencapai 3 meter. Bunganya berwarna kuning. Buahnya berbentuk bulat-panjang. Buah mentimun, di samping memang banyak mengandung air, juga mengandung vitamin A, B1 dan C serta beberapa zat, seperti saponin, protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, dan belerang.

Berkaitan dengan jerawat, pilih mentimun yang masih muda. Cuci bersih, lalu potong-potong. Perlahan, gosokkan pada wajah yang berjerawat. Biasakan minimal 3 kali sehari.

Jeruk Nipis

Pada umur 2 - 3 tahun, pohon jeruk nipis mulai berbuah. Buahnya sebesar bola pingpong, berwarna hijau atau kekuning-kuningan, dan rasanya asam. Buah jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia antara lain limonen, linalin asetat, geranil asetat, fellandren, sitral, dan asam sitrat. Untuk menghadang jerawat, cermati buah jeruk nipis yang telah tua, lalu potong rata-rata. Gosokkan pada wajah berjerawat, sekitar 2-3 kali sehari.

Temulawak

Komponen utama kandungan zat dalam rimpang temulawak adalah kurkumin dan minyak atsiri. Kurkumin bermanfaat sebagai acnevulgaris, anti-inflamasi (antiradang), dan anti-hepatotoksik (antikeracunan empedu). Kandungan kurkumin dalam rimpang temulawak berkisar 1,6 - 2,2 persen, dihitung berdasarkan berat kering. Sedangkan minyak atsiri temulawak mengandung phelandren, kamfer, borneol, xanthorrhizol, dan sineal.

Bila ingin wajah tidak ’ternodai’ jerawat, ambil 1 jari rimpang temulawak, cuci bersih dan potong-potong. Rebus dengan air bersih sebanyak 4 gelas, lalu biarkan mendidih hingga tinggal separuhnya. Setelah dingin, dapat disaring dan diminum (bisa juga ditambah madu). Minumlah sehari dua kali, dan sekali minum sebanyak satu gelas.

RAMUAN PENUH KHASIAT

Sampai hari ini, sepertinya belum ada obat jerawat yang bisa menyembuhkan secara tuntas. Namun, banyak upaya yang bisa dilakukan untuk membantu menyembuhkan atau paling tidak mengurangi tumbuhnya jerawat. Ramuan tradisional salah satunya.

a. Ramuan I

Sediakan 6 buah belimbing wuluh, setengah sendok teh serbuk belerang, dan 1 buah jeruk nipis. Caranya: belimbung wuluh dan serbuk belerang digiling sampai halus, kemudian remas-remas dengan air jeruk nipis. Pemakaian: gosokkan pelan-pelan pada wajah yang berjerawat. Lakukan 3 kali sehari.

b. Ramuan II

Sediakan 20 kuntum bunga melati, 2 jari asam-lama (bahasa Jawa: asam-kawak), 1 buah jeruk nipis, dan belerang sebesar telur merpati. Caranya: bunga melati, asam-lama dan belerang dicuci bersih dan ditumbuk halus. Lalu remas dengan air jeruk nipis. Pemakaian, sama dengan ramuan I.

PERAWATAN PUN PENTING!

  • Jerawat merupakan radang kulit, bentuknya seperti bisul kecil-kecil berisi benda semacam lemak, yang kadang-kadang berubah menjadi keras seperti sebutir lilin, kadang berisi nanah.

Jerawat sering menghampiri kaum akil-balig, umur 14-20 tahun. Usia itu ditandai dengan banyaknya perubahan-perubahan fisik dan psikis, serta aktif. Seiring dengan itu, kelenjar-kelenjar minyak pun juga produktif. Nah, saking banyaknya kelenjar minyak, jadilah jerawat. Ringkasnya, jerawat disebabkan produksi minyak yang terlalu banyak.

Faktor keturunan atau faktor makanan bisa memicu munculnya jerawat. Juga faktor psikis, misalnya ketika datang bulan, kerjaan numpuk hingga merasa tertekan, serta pemakaian kosmetika yang tidak cocok, atau minum obat tertentu, bisa-bisa saja menyebabkan timbulnya jerawat. Itulah sebabnya, perawatan pun sangat perlu:

1. Bersihkan wajah atau bagian kulit berjerawat sekurang-kurangnya dua kali sehari dengan sabun khusus pembersih wajah dan air hangat.

2. Lakukan olahraga pagi hari di lokasi yang mendapat sinar matahari.

3. Kurangi makanan berlemak, termasuk gorengan, dan minuman beralkohol.

4. Tingkatkan konsumsi sayur-sayuran (bayam, bawang daun, ercis, wortel, daun melinjo dan sebagainya) dan buah-buahan (pisang, tomat, jeruk, nanas, dan sebagainya).

5. Hindari pemakaian kosmetika yang bahan dasarnya minyak.

6. Yang tak kalah penting, jangan sembarang menusuk atau memijit-mijit jerawat. Bisa-bisa malah infeksi dan meninggalkan bekas noda. ***

Buah Merah Penakluk Penyakit Maut

Di penghujung Desember 2003 Agustina Sawery seperti menanti dentang lonceng kematian. Perempuan 23 tahun itu divonis positif mengidap Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), pencabut nyawa yang sulit terelakkan. Tubuhnya kurus kering, tersisa kulit membalut belulang. Bobot tubuhnya cuma 27 kg dari sebelumnya 50 kg dengan tinggi 150 cm. Pistel ani atau infeksi anus, gangguan fungsi hati, mulut bercendawan, dan infeksi paru-paru melengkapi penderitaannya. Rombongan penyakit yang tak kalah berbahaya itu dipicu oleh bercokolnya virus perontok kekebalan tubuh.

Malapetaka itu berawal dari pekerjaannya sebagai pekerja seks komersial karena kemiskinan yang mengimpit keluarga. Alih-alih keluar dari jerat kemiskinan, ia malah terserang HIV/AIDS. Maka sejak Desember 2003 ia berbaring di bagian Penyakit Dalam RSUD Jayapura. Karena fungsi hati rusak, ia belum dapat menelan obat apa pun sehingga harus diinfus.

Konsumsi buah anggota famili Pandanaceae itu diimbangi dengan asupan makanan berprotein tinggi. Perlahan-lahan kondisi tubuh perempuan kelahiran 14 Agustus 1981 itu membaik. Tiga bulan mengkonsumsi ekstrak sauk eken-sebutan buah merah di Wamena-, bobot tubuh meningkat 6 kg. Bobot tubuh terus meningkat hingga 46 kg saat ini. Selain itu wajah lebih ceria dengan sorot mata bersinar. Kulitnya yang semula busik, kembali mulus. Rambut yang sempat rontok mulai tumbuh di atas kepalanya. Singkat kata, Agustina tampak jauh lebih bugar. Padahal, “Ketika saya tangani, kondisi Agustina seperti tak ada harapan lagi,” kata Made.

Pria 44 tahun itu bertutur, “Buah merah berfungsi seperti obat antiretrovirus yang amat dibutuhkan penderita HIV/AIDS. Ia mengikat protein dan meningkatkan kekebalan tubuh.” Pencapaian amat spektakuler itu juga sejalan dengan hasil pemeriksaan laboratorium di Jakarta pada awal November 2004. CD-4 darah Agustina sudah menembus angka 400 dan CD-8 menunjukkan negatif. CD-4 orang yang positif AIDS, maksimal 200; CD-8, positif. Wanita Papua itu kini hampir menggapai kesembuhan total.

Stop Stroke

Bukan cuma Agustina Sawery yang lolos dari belenggu penyakit maut. Ny. Subari, misalnya, pada September 2002 terserang celebral apoplexy atau populer dengan sebutan stroke. Setelah 10 hari opname di sebuah rumah sakit di Jayapura, ia pulang meski belum sembuh. “Bagian tubuh sebelah kiri tak bisa digerakkan, mati sama sekali,” ujar guru SMP 2 Abepura itu mengenang.

Ketika itu menyebut nama saja ia tak mampu. Pandangan kabur, pusing, stres. Kisah pilu itu bakal menjadi kenangan pahit baginya. Sebab 3 bulan meminum ekstrak buah merah-2 x 1 sendok makan per hari-, ia sudah melepas tongkat. Kini ia aktif mendidik dan menjelaskan materi pengajaran di depan murid-muridnya seperti semula.

Yang juga merasakan manfaat Pandanus conoideus-bukan Pandanus coinedeus seperti ditulis Trubus edisi sebelumnya-adalah Susilah. Sejak tahu kanker payudara stadium 2 diidapnya, ia tampak menutup diri karena terpukul. Tangannya tak lagi dapat digerakkan. Saran dokter untuk operasi ditolak karena khawatir maut menjemput lewat jalan penyembuhan itu.

Di tengah kebimbangan, kemenakannya, Jelly Serang, datang membawa ekstrak buah merah. Inilah tumpuan harapan Susilah. Ia meminumnya 2 kali sehari masing-masing 1 sendok makan. Setelah 2 botol dihabiskan, nyeri yang menderanya hilang sama sekali. Dua bulan berselang, setelah menghabiskan 8 botol masing-masing 120 cc, sel kanker yang semula 6 cm mengecil menjadi 3 cm. Kini kondisinya terus membaik.

Antioksidan

Ahli gizi Prof Dr Muhilal tak heran akan khasiat buah merah. Doktor Biokimia alumnus University of Liverpool itu pada 1992 meneliti xeroftalmia alias kekurangan vitamin A. Prevalensi penderita di Papua jauh lebih kecil ketimbang di Jawa sekalipun. Rahasianya, dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Papua terbiasa melahap buah merah yang kandungan betakarotennya mencapai 700 ppm. Oleh glukosa zat itu diubah menjadi vitamin A.

Selain itu kuansu-nama lainnya-juga mengandung tokoferol 11.000 ppm yang mampu menangkal radikal bebas. Tingginya kandungan vitamin E-nama lain tokoferol-hanya dapat ditandingi oleh zaitun. Senyawa itulah benteng pertahanan terhadap serangan penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, darah tinggi, dan kanker. “Antioksidan itu mengatasi penyakit degeneratif, penangkal radikal bebas seperti cadmium, penghalang ketuaan, bisa untuk mata,” kata Dr Chairul, doktor Kimia dan peneliti di Puslitbang Biologi LIPI.

Wajar jika buah merah direkomendasikan oleh ahli penyakit dalam dari Manado, Roy Pontoh, untuk pasiennya. “Dari komposisi yang saya baca di Trubus, saya yakin obat ini bisa meredam penyakit paru-paru,” kata Roy. Penderita di luar negeri pun tertarik mencoba obat itu. Di antaranya penderita kanker otak berumur 2 tahun yang sedang dirawat di Singapura dan penderita kanker payudara stadium III A yang menjalani terapi nutrisi di Amerika Serikat.

Dosis

Buah berbentuk bulat panjang itu mengandung 58% asam oleat dan 7,8% asam linoleat. Keduanya asam lemak esensial bagi tubuh yang mudah dicerna sekaligus memperlancar metabolisme. Omega 3 tinggi berfungsi untuk memperbaiki jaringan yang rusak. “Kanker itu merupakan jaringan yang tumbuh tidak terkendali,” kata Made (baca: Ciuman Maut untuk Virus Maut halaman 18-19).

Mulyadarma, dokter di Rumah Sakit Darma Medika di Wonogiri, Jawa Tengah, yang juga memberikan buah merah kepada pasien berujar, “Selama ini obat alternatif hanya menunda sel-sel kanker berkembang lebih lanjut.” Orang kerap salah menduga mengkonsumsi ramuan herbal dijamin aman. Padahal jika tidak tepat dosis tetap saja berdampak buruk.

Soal tingginya betakaroten, menurut Muhilal tak berefek negatif bagi kesehatan. “Kalau berlebihan akan disimpan di lapisan lemak bawah kulit sehingga kulitnya tampak kuning. Tapi kejadiannya amat langka. Di dunia kejadian seperti itu tak lebih dari 5 orang,” kata kelahiran 5 Januari 1940 itu.

Lingzhi Sikat Asam Urat

Berbagai penyakit maut seperti tumor ganas menggempur tubuh renta Siti Fatimah Syaneth. Pada usia yang tak lagi muda, 70 tahun, asam urat menyerangnya justru ketika ia hendak berhaji. Hampir saja ia gagal menunaikan ibadah itu. Dengan rutin minum seduhan lingzhi, ia merasakan 2 faedah sekaligus: sembuh asam urat dan tubuh bugar selama di Arab.

Daya tahan tubuh Syaneth terbilang luar biasa. Ia mengidap penyakit jantung pada 1990. Tiga tahun kemudian, tumor payudara mengganas memaksanya menjalani operasi pengangkatan payudara. Tak sampai setahun, ia mengalami retak tulang pinggang akibat terjatuh. Pulih dari sederet penyakit maut itu, kondisi tubuh Syaneth tampak fit. Sejak sang suami dipanggil Yang Maha Kuasa pada 2002, ia juga terbiasa bepergian sendiri.

Dengan riwayat penyakit berat itu, Syaneth bertahan di bawah cobaan penyakit yang hampir mematahkan mimpinya. Termasuk ketika kondisinya terpuruk akibat asam urat menjelang keberangkatan ke Mekah, Arab Saudi. Menjelang ibadah haji, Syaneth memutuskan mengunjungi kerabat di Manado, Sulawesi Utara, seorang diri. Tiga pekan setelah menghabiskan waktu bersama kakak dan adik di tanah kelahirannya itu, ia merasakan ngilu di lutut kanan. ‘Saya pikir biasa, namanya juga lansia (lanjut usia-red),’ tutur ibu 4 anak itu.

Tiba di Jakarta ia mulai menjalani manasik haji. Walau sakit dan ngilu di lutut kanan makin menggerogotinya, wanita murah senyum itu tetap memaksakan diri ikut manasik haji. Dengan muka pucat dan langkah kaki kanan terseok, Syaneth dibantu putrinya, Sherly Sudaryono, mengikuti persiapan haji itu di Yayasan Al-Hidayah, Jatikramat, Bekasi.

Bengkak

Lutut kanan Syaneth mulai bengkak. Untuk berjalan saja ia harus merambat di dinding. Namun, ia mengabaikan rasa sakit itu. Suatu hari, ia menyuruh pembantunya memasak menu istimewa, ikan tongkol panggang dan sayur daun singkong kesukaannya. Menu bersantan itu pun tanpa ragu dilahapnya.

Keesokan hari, ketika bangun dari pembaringan, lutut kanannya sakit. Nenek 7 cucu itu tidak bisa menggerakkan sendi lutut yang telah membengkak. ‘Sakit sekali, disentuh nyamuk saja sudah terasa amat sakit,’ ujar Syaneth. Manasik yang dijadwalkan 8 hari pun hanya dihadirinya 4 hari pertama. Ia tak mampu lagi berdiri.

Gout yang dikenal masyarakat dengan sebutan asam urat merupakan penyakit gangguan metabolik yang disebabkan penumpukan asam urat berlebih dalam jaringan tubuh. ‘Asam urat adalah hasil akhir metabolisme purin,’ kata dr Cecilia Padang PhD, FACR, dari Klinik Pusat Rematik Indonesia. Jika produksi asam urat melebihi daya tampung dalam plasma darah, maka terjadi penimbunan dalam jaringan tubuh. Timbunan asam urat biasanya terjadi di persendian, seperti pada pergelangan tangan, tumit, siku, dan lutut. Persendian yang terserang akan terlihat bengkak, terasa panas, nyeri, meradang, dan sulit digerakkan. Gejala asam urat umumnya timbul mendadak. Umumnya menyerang pada malam hari saat cuaca dingin.

‘Makanan tinggi purin bisa menjadi faktor pencetus asam urat,’ kata dokter di Rumahsakit Pluit, Jakarta Utara. Risiko terkena asam urat dalam tubuh meningkat seiring peningkatan asupan makanan tinggi purin. Sayuran yang disinyalir berpotensi memicu asam urat bila dikonsumsi berlebih yaitu daun singkong, bayam, kangkung, kacang polong, asparagus, kacang buncis, dan kembang kol. Termasuk ikan tongkol yang dikonsumsi Syaneth, juga mengandung purin. Oleh karena itu, penderita asam urat disarankan mengurangi asupan makanan mengandung purin berlebih.

Pikiran Syaneth menerawang, ibadah haji tinggal 4 bulan lagi. Buku kesehatan yang menjadi pegangan calon jemaah haji mungkin gagal diperolehnya. Jika saat pemeriksaan kesehatan kedua kondisi kesehatannya tidak membaik, Syaneth hanya bisa pasrah impiannya tercabut. Namun, ia tak berhenti berharap. Sherly kemudian menyarankan untuk berobat ke herbalis.

Hartono Chong, herbalis di Jakarta Barat, memberikan resep seduhan 2 sendok kecil bubuk lingzhi. Serbuk Ganoderma lucidium itu diseduh dengan segelas air panas. Syaneth meminumnya setiap hari. Herbalis yang praktek di Klinik Herbal Prima Usada, Jakarta Barat, itu juga memberikan tambahan kapsul ekstrak sayuran dan rumput laut untuk dikonsumsi 3 kali sehari guna mengontrol nafsu makan berlebih.

Upaya itu dibarengi dengan konsumsi segelas air kelapa tua untuk mendinginkan derita tukak lambung Syaneth. Keluhan mual dan muntah yang selalu datang bila mengkonsumsi obat tidak muncul sama sekali. ‘Saya merasa cocok dengan herbal itu,’ kata Syaneth. Hartono menyarankan agar Syaneth menjaga pola makan. ‘Jangan makan satu jenis makanan secara berlebih, meskipun itu sayuran yang menyehatkan, makanlah secara berimbang,’ kata herbalis yang sudah 4 tahun berkutat dengan lingzhi.

Sepekan setelah mengkonsumsi herbal, kondisi tubuh Syaneth membaik. Rasa sakit lenyap. Sendinya bisa digerakkan kembali, bengkak hilang. Ia bisa berjalan kembali. Dua bulan mengkonsumsi herbal tubuhnya terlihat lebih bugar. Rekan-rekan sesama calon jemaah haji pun heran melihat kondisinya yang cepat membaik. ‘Kelihatan lebih segar, tidak seperti pertama manasik dulu,’ ujar Syaneth menirukan ucapan rekannya.

Saat pemeriksaan kesehatan kedua, 9 November 2006, ia dinyatakan lolos. Buku kesehatan berwarna hijau itu pun diterimanya. ‘Alhamdulillah, padahal saya terancam tidak diizinkan bila kesehatan tidak membaik,’ kata Syaneth. Tanggal 29 November 2006 ia berangkat bersama rombongan kloter pertama dari Bekasi.

Asam ganoderik

Keampuhan lingzhi mengatasi asam urat dibuktikan John Tindal, dari Yuan Clinic, London, Inggris. Riset melibatkan 3 penderita asam urat berusia 35 tahun yang merasakan nyeri dan pembengkakan di persendian. Dosis 3 gram lingzhi dalam bentuk tablet setiap hari dikonsumsi 30 menit sebelum makan selama 4 pekan. Selanjutnya diberikan dosis 2 gram/hari selama 6 pekan, kemudian 1 gram/hari selama 6 bulan.

Sebulan pertama setelah konsumsi, rasa sakit berkurang, stamina meningkat, dan pasien dapat berjalan kembali. Pada akhir periode 6 bulan, gejala asam urat hilang sama sekali. Aktivitas antipembengkakan lingzhi disinyalir dari sejenis asam ganoderik.

Pantas pula Syaneth mengaku tidak merasakan keluhan berarti selama menjalankan ibadah haji. Jamur yang dikenal dengan sebutan reishi di Jepang itu mengandung germanium organik. Mineral itu berefek melancarkan peredaran darah, menghilangkan rasa lelah, meningkatkan energi, memperkuat kekebalan tubuh, dan menghilangkan racun.

Jamur yang sejak 4.000 tahun lalu digunakan sebagai herbal itu terus dikonsumsi Syaneth selama menjalankan ibadah haji. Selama itu pula tidak ada halangan penyakit berarti. Ucapan syukur berulang kali terlontar dari mulut Syaneth. Tanggal 7 Januari 2007, ia kembali dengan selamat ke tanahair. Terkabul sudah mimpinya berhaji. (Kiki Rizkika)


Senin, 20 April 2009

Pengaruh Lama Penyulingan Terhadap Rendemen Dan Mutu Minyak Atsiri Daun Sereh Wangi

1. Latar Belakang
Negara kita termasuk negara penghasil minyak atsiri dan minyak ini juga merupakan komoditi yang menghasilkan devisa negara. Oleh karena itu pada tahun-tahun terakhir ini, minyak atsiri mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah Indonesia. Sampai saat ini Indonesia baru menghasilkan sembilan jenis minyak atsiri yaitu: minyak cengkeh, minyak kenanga, minyak nilam, minyak akar wangi,minyak pala, minyak kayu putih dan minyak sereh wangi. Dari sembilan jenis minyak atsiri ini terdapat enam jenis minyak yang paling menonjol di Indonesia yaitu: minyak pala minyak nilam, minyak cengkeh dan minyak sereh wangi.
Minyak sereh merupakan komoditi di sektor agribisnis yang memiliki pasaran bagus dan berdaya saing kuat di pasaran luar negeri. Tetapi tanaman sereh ini tampaknya masih banyak yang belum digarap untuk siap diinvestasi. Sebagai contoh tanaman sereh wangi, tanaman penghasil minyak atsiri yang dalam perdagangan dikenal dengan nama "ei tronella oil". Nama ini masih asing bagi sebagian orang, sebab hampir sepuluh tahun lebih sereh wangi luput dari perbincangan dan perhatian orang (Anonimous, 1988)
Khususnya di Sumatera utara, tanaman sereh wangi ini masih belum membudaya, namun juga sebagian kecil petani yang mengusahakan ada tanaman ini sebagai usaha sambilan, tanpa disertai pengolahannya atau penyulingannya. Perusahaan yang melakukan penyulingan, mengerjakannya secara sederhana akan menurunkan kwalitas minyak yang di hasilkan. Hal ini disebabkan cara penyulingannya ataupun lama penyulingannya tidak memenuhi standar.
Suatu hal yang perlu diketahui bahwa pada saat sekarang ini minyak sereh wangi mempunyai harga pasaran yang tinggi sesudah minyak pala dan minyak lada. Hal ini tentu akan melipat gandakan penghasilan petani. Hanya masalahnya sekarang adalah masih banyak para petani sereh wangi yang melakukan penyulingan hanya secara tradisionil saja. Sehingga untuk mendapatkan rendemen yang tinggi serta kwalitas minyak yang dikehendaki konsuwen tidak terpenuhi. (Ketaren, 1985)
Dibalik harga yang tinggi dari minyak sereh wangi itu, minyak ini sangat sulit dicari dalam jumlah yang banyak, artinya dapat menghasilkan rendemen yang tinggi serta memenuhi kwalitas ekspor. (Anonimous, 1988)
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan atau alasan-alasan di atas, maka penulis sangat, tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh lama penyulingan terhadap rendemen dan mutu minyak sereh wangi. Hasil penelitian dapat dijadikan dasar untuk menentukan lama penyulingan yang tepat guna menghasilkan rendemen yang tinggi serta memenuhi kwalitas yang diinginkan untuk tujuan ekspor.

2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penyulingan terhadap rendemen dan mutu minyak sereh wangi yang dihasilkan.

3. Hipotesis Penelitian
Diduga lama penyulingan yang berbeda akan mempengaruhi rendemen dan mutu minyak sereh wangi yang dihasilkan.

Sejarah dan Perkembangan Minyak Sereh
Di Indonesia secara umum tanaman sereh dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu: sereh Lemon atau sereh bumbu (Cymbopogon citratus) dan sereh Wangi atau sereh sitronella (Cymbopogon nardus). Umumnya kita tidak membedakan nama sereh wangi dan sereh Lemon, meskipun kedua jenis ini mudah dibedakan. (Harris, 1987).
Sereh Wangi di Indonesia ada 2 jenis yaitu jenis mahapengiri dan jenis lenabatu. Maha pengiri dapat dikenal dari bentuk daunnya lebih pendek dan lebih luas dari pada daun yang lenabatu. Dengan destilasi jenis ini memberikan hasil minyak yang lebih tinggi dari pada lenabatu, juga kwalitasnya lebih baik, artinya kandungan geraniol dan sitronellelal lebih tinggi dari pada lenabatu. Demikian pula, mahapengiri memerlukan tanah yang lebih subur, hujan yang lebih banyak, pemeliharaan yang lebih baik dari pada lenabatu. (Ketaren dan B, Djatmiko, 1978)
Produksi minyak sereh wangi Indonesia pada tahun tujuh puluhan pernah kesohor dengan julukan "Jawa Citronella", namun beberapa terakhir ini terus menunjukkan penurunan, tahun 1983 volume ekspor sitronella masih jauh, yaitu sekitar 328.567 kg, lalu tahun naik sedikit menjadi 418.615 kg dan tahun 1987 menjadi 307.280 kg dengan nilai 2 juta dolar AS. (anonimas, 1988).

Komposisi Kimia Minyak Sereh Wangi
Komponen kimia dalam minyak sereh wangi cukup komplek, namun komponen yang terpenting adalah sitronellal dan garaniol. Kedua komponen tersebut menentukan intensitas bau, harum, serta nilai harga minyak sereh wangi. Kadar komponen kimia penyusun utama minyak sereh wangi tidak tetap, dan tergantung pada beberapa faktor. Biasanya jika kadar geraniol tinggi maka kadar sitronellal juga tinggi.(Harris, 1987).

Komposisi minyak sereh wangi ada yang terdiri dari beberapa komponen, ada yang mempunyai 30 - 40 komponen, yang isinya antara, lain alkohol, hidrokarbon, ester, alaehid, keton, oxida, lactone, terpene dan sebagainya., Menurut Guenther (1950), komponen utama penyusun minyak sereh wangi adalah sebagai berikut,

1.Geraniol ( C10H180 )
Geraniol merupakan persenyawaan yang terdiri dari 2 molekul isoprene dan 1 molekul air, dengan rumus bangun adalah sebagai berikut :
CH3 - C = CH - CH2 --- CH2 - C = CH - CH2 - OH
CH3 CH3

2. Sitronellol ( C10H200 )
Rumus bangunnya adalah sebagai berikut:
CH3 - C = CH - CH2 --- CH2 - CH - CH2 - CH2 - OH
CH3 CH3

3. Sitronellal (C10H16O)
Rumus bangunnya adalah sebagai berikut:
CH3 C = CH - CH2 --- CH2 - C = CH - C - H
CH3 CH3

Proses Penyulingan Minyak Sereh Wangi
Minyak atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur dengan persenyawaan padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya, larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Berdasarkan sifat tersebut, maka minyak atsiri dapat diekstrak dengan 4 macam cara, yaitu: Penyulingan (Destilation), Pressing (Eks-pression), Ekstraksi dengan pelarut (Solvent ekstraksion) dan Absorbsi oleh menguap lemak padat (Enfleurage). Cara yang tepat untuk pengambilan minyak dari daun sereh adalah dengan cara penyulingan (Destilation). (Ames dan Matthews, 1968).

Penyulingan adalah proses pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan dari 2 macam campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik uapnya dan proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air minyak sereh wangi. (Stephen, 1948).
Jumlah minyak yang menguap bersama-sama uap air ditentukan oleh 3 faktor, yaitu: besarnya tekanan uap yang digunakan, berat molekul dari masing-masing komponen dalam minyak dan kecepatan minyak yang keluar dari bahan. (Satyadiwiria, 1979).

Pada awal penyulingan, akan tersuling sejumlah besar geraniol dan sitronellal, sedangkan pada penyulingan lebih lanjut, total geraniol dan sitronellal yang dihasilkan semakin berkurang. Berdasarkan pengalaman pada penyulingan 4,5 jam akan menghasilkan minyak sereh wangi dengan kadar geraniol maksimum 85 persen dan sixronellal 35 persen. Dengan demikian penyulingan diatas 4,5 jam (5- 6) jam tidak akan menambah kadar kedua zat tersebut. Lama penyulingan tergantung dari tekanan uap yang dipergunakan dan faktor kondisi terutama kadar air daun sereh. Pada prinsipnya, tekanan yang dipergunakan tidak boleh terlalu tinggi, karena pada tekanan yang terlalu tinggi minyak akan terdekomposisi, terutama pada waktu penyulingan yang terlalu lama. Suatu hal yang penting dalam penyulingan minyak sereh adalah agar suhu dan tekanan tetap seragam dan tidak menurun secara tiba-tiba selama proses berlangsung. (Virmani dan S.C Bath, 1971).

Syarat Mutu Minyak Sereh Wangi
Penyebab bau utama yang menyenangkan pada minyak sereh wangi adalah sitromellal, yang merupakan bahan dasar untuk pembuatan parfum, oleh kerena itu minyak sereh dengan kadar sitronellal yang tinggi akan lebih digemari. Jenis minyak yang demikian akan diperoleh dari fraksi pertama penyulingan. Khususnya di Indonesia, minyak sereh wangi yang diperdagangkan diperoleh dengan cara penyulingan daun tanaman Cymbopogon nardus. Minyak sereh wangi Indonesia digolongkan dalam satu jenis mutu utama dengan nama “Java Citronella Oil".
Standar mutu minyak sereh wangi untuk kwalitas ekspor dapat dianalisa menurut kriteria fisik yaitu berdasarkan: warna, bobot jenis, indeks bias, ataupun secara kimia, berdasarkan: total geranial, total sitronellal. (Kapoor dan Krishan,1977)